Monday, 11 November 2019

0 Mengenal Vaksin

 Mengenal Vaksin

Kita semua mungkin pernah menggunakan vaksin. Baik itu kita sadari maupun tidak. Pemerintah memiliki program PIN (Pekan Imunisasi Nasional) yg bertujuan untuk meningkatkan prosentase penduduk yang memiliki kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu seperti polio, campak, difteri dan pertussis (batuk rejan).

Sebelum membahas lebih jauh mengenai vaksin, mari kita bahas sedikit mengenai sistem kekebalan (imunitas) tubuh.

Tubuh kita ini memiliki sistem pertahanan melawan benda asing. Bakteri dan virus misalnya, jika masuk kedalam tubuh dan berkembang biak (memperbanyak diri) bisa menyebabkan kita jatuh sakit, dan tak sedikit pula jenis2 bakteri atau virus tertentu yang dapat berakibat fatal (menyebabkan kematian). Disinilah peran sel imun, mengenali musuh (bakteri atau virus penyebab sakit) dan kemudian melawannya.

Dalam proses mengenali ini terlibat 2 hal, yaitu antigen dan antibodi. Antigen adalah zat yg dimiliki oleh bakteri atau virus dan sifatnya khas. Artinya antigen ini merupakan suatu penanda. Sedangkan antibodi adalah zat yg dihasilkan tubuh untuk melawan antigen (juga berarti melawan bakteri atau virus pembawanya).

Kegagalan dalam proses mengenali ini bisa berakibat fatal. Jika gagal mengidentifikasi "musuh" sebagai "musuh" akibatnya bakteri/virus berhasil masuk kedalam tubuh dan menyebabkan sakit. Sebaliknya, jika "teman" dianggap "musuh" maka yang terjadi adalah kondisi yg disebut autoimun (tema autoimun akan dibahas dilain kesempatan).

Lantas bagaimana vaksin dapat meningkatkan kekebalan tubuh. pentingnya tubuh mengenali musuh (bakteri atau virus). Musuh dikenali lewat suatu zat yang disebut antigen. Yang perlu dicatat disini, antigen tidak punya kemampuan untuk membut sekit atau infeksi.

Vaksin berisi antigen sehingga ketika masuk kedalam tubuh dan bertemu dengan sel imun, maka sel imun akan mempelajari, mengenali sebagi musuh kemudian membuat antibodi. Seakan-akan pemberian vaksin ini seperti berkata pada tubuh kita: "Ini loh musuhmu, begini cara mengenalinya".

Sel imun yang sudah mengenali akan menyimpan data tentang bagaimana mengenali musuh tersebut. Sehingga, kelak ketika musuh (bakteri atau virus) benar-benar datang sel imun menggunakan informasi tadi untuk segera membuat antibodi dan melakukan perlawanan.

Vaksinasi ini sangat penting untuk anak, karena vaksinasi dapat mencegah dari penyakit berbahaya atau wabah penyakit yang dapat menimbulkan cacat bahkan kematian.  Walaupun bayi sudah mendapatkan sistem imun dari ibunya berupa ASI, tapi ASI masih kurang spesifik untuk melawan penyakit berbahaya sehingga masih perlu vaksin untuk meningkatkan kekebalan tubuh anak.  (lain kali kita bahas bagaimana ASI memberikan kekebalan tubuh bayi). Yang perlu dicatat, vaksinasi sebenarnya bukan hanya untuk bayi atau anak, beberapa vaksin diberikan pada orang dewasa bahkan lansi. Tentu saja tujuannya sama, meningkatkan kekebalan tubuh melawan musuh secara spesifik.

Sekarang kita tahu mengapa vaksin begitu penting, namun bagaimana dengan isu mengenai
1. Vaksin berasal dari babi?
2. Vaksin menyebabkan autisme?
3. Vaksin membuat sakit demam/panas?
mari kita bahas isu-isu tersebut pada pembahasan selanjutnya.

Bersamaan dengan gencarnya himbauan melaksanakan vaksinasi dalam PIN (Pekan Imunisasi Nasional), tak jarang ditemui berbagai broadcast yang membuat kita berpikir ulang mengenai vaksinasi.
Beberapa di antaranya :
1. Vaksin berasal dari babi?
2. Vaksin menyebabkan autisme?
3. Vaksin membuat sakit demam/panas?
mari kita bahas isu-isu tersebut.

1. Vaksin berasal dari babi
Isu ini merupakan isu lama yang selalu muncul lagi setiap tahun. Sebenarnya saat ini vaksin-vaksin yang digunakan dalam program PIN adalah produksi PT. Biofarma (BUMN) dan sudah menyatakan bahwa baik dari bahan baku, proses dan produk akhir tidak mengandung ataupun bersentuhan dengan unsur yang berasal dari babi. Vaksin meneingitis (untuk jamaah haji/umroh) yang dulu memang sempat menggunakan enzim tripsin dari babi, namun semenjak adanya produsen lain yang berhasil menemukan metode tanpa menggunakan enzim babi maka sejak saat itulah vaksin yang menggunakan enzim babi tidak digunakan lagi bagi jamaah haji/umroh.

2. Vaksin menyebabkan Autisme
Tentu kita khawatir mendapat isu seperti ini, sebab tentulah tidak ada orang tua yang ingin anak-anaknya autis. Hal ini awalnya diduga dari penggunaan bahan tambahan yang disebut thimerosal (suatu senyawa mengandung merkuri/air raksa), namun hingga saat ini klaim tersebut tidak didukung oleh fakta yang valid. Thimerosal sudah digunakan sejak tahun 1930an, tentulah sudah jutaan anak yang terpapar, namun faktanya tidak ada hubungan antara terpapar thimerosal dengan peningkatan resiko autisme. Yang perlu dicatat, memang benar jika merkuri bersifat racun pada saraf otak, namun hal itu hanya terjadi jika terakumulasi dalam tubuh, sedangkan thimerosal sendiri tidak mengalami akumulasi dan akan dikeluarkan dari tubuh.

3. Vaksin menyebabkan demam/panas.
Jika kita kaji lagi tentang mekanisme kerja vaksin, yaitu meningkatakan kekebalan tubuh. Dan panas/demam sendiri merupakan salah satu pertanda respon dari sistem kekebalan (imunitas) tubuh, maka jelas sudah bahwa memang vaksin  wajar menyebabkan panas/demam, hal itu adalah respon alamiah tubuh menghadapi benda asing (yaitu vaksin).

Setelah mengetahui penjelasan diatas, diharapkan para pembaca tidak lagi ragu melakukan vaksinasi.
Mari kita bersikap kritis terhadap informasi yang masuk.
Mari kita biasakan melakukan crosschek terhadap kebenaran informasi.

Penyusun: Ridho Tryantono
Reviewer: Primadi Avianto
—-------------------

0 comments:

Post a Comment

 

Informasi &; inspirasi Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates