Tuesday, 12 November 2019

0 KEWENANGAN MENGUBAH RESEP PENYAKIT KRONIS BAGI APOTEKER DI AUSTRALIA

KEWENANGAN MENGUBAH RESEP PENYAKIT KRONIS BAGI APOTEKER DI AUSTRALIA

Apoteker di Australia akan segera memiliki kewenangan untuk mengubah resep pasien dengan kondisi kronis seperti asma.

Keputusan ini datang setelah kontroversi dalam persidangan Victoria yang melihat pergeseran perawatan pasien dari dokter.

Mulai minggu ini dan seterusnya, pemerintah negara bagian Victoria menerima proposal permohonan yang sangat dikritisi oleh Australian Medical Association (AMA).

Masa percobaan selama 18 bulan akan diluncurkan sebanyak dua tempat di Victoria dan tempat ketiga di Melbourne.

Apoteker dan dokter umum yang dapat bekerjasama serta berada di area dengan tingkat penyakit kronis yang tinggi dianjurkan untuk turut menerapkan.

Tim yang terdiri dari dokter dan apoteker akan mengelola hingga 90 pasien yang memenuhi persyaratan dan memiliki kondisi asma, hipertensi atau kolesterol tinggi atau diberikan antikoagulan, selama masa percobaan.

Rencana perawatan akan disesuaikan oleh dokter, dan dipantau oleh apoteker yang dapat mengubah dosis obat selama 18 bulan, tergantung pada kemajuan kondisi pasien.

KLAIM KRITISI PERCOBAAN INI MENAWARKAN STANDAR PERAWATAN YANG LEBIH RENDAH

Langkah ini terjadi setelah pemerintahan Andrews mengizinkan apoteker untuk memberikan obat flu dan vaksin batuk rejan pada Mei lalu.

Perluasan peran apoteker dikritik oleh wakil presiden AMA Dr Tony Bartone, yang skeptis terhadap klaim bahwa pengelolaan bersama akan menurunkan biaya atau meningkatkan akses ke perawatan berkualitas.

"Anda tidak dapat menawarkan standar perawatan yang lebih rendah tanpa menempatkan pasien pada risiko. Anda tidak dapat menukar kesehatan warga Victoria dengan persepsi yang salah tentang pengurangan biaya," katanya pada tahun 2015, ketika proposal pertama kali muncul ke publik.

Pada 11 Januari, ia mengatakan bahwa koordinasi pengelolaan penyakit yang kompleks tidak boleh dibagi melalui banyak penyedia, tetapi sebaliknya, hanya dikelola oleh satu orang.

Menguatkan pendapat tersebut, Presiden Royal Australian College of General Practitioners, Dr. Bastian Seidel mengatakan, "Ada banyak dokter umum yang sangat berkualitas di luar sana yang lebih mampu dan mau melakukan manajemen penyakit kronis untuk pasien."

Sementara akses ke dokter umum sangat mudah bagi warga Australia, kadang-kadang pasien tidak dapat bertemu dengan dokter mereka secara teratur karena perpanjangan pembekuan Medicare (asuransi kesehatan), tambahnya.

"Lagipula apoteker tidak akan menawarkan layanan secara gratis."

PASIEN MENGHARGAI KEPUTUSAN PEMERINTAH ATAS DASAR KENYAMANAN

Seorang pensiunan psikolog dan penderita asma sejak kecil, Sam Ginsberg mengatakan bahwa terapi obat yang dikelola oleh apotekernya akan jauh lebih memudahkan, dan menghemat beberapa kunjungan ke dokter.

Dia mengatakan bahwa dia mempercayai apotekernya untuk membuat keputusan klinis tentang terapi obatnya.

"Saya memiliki rencana pengelolaan dengan spesialis saya tetapi jika saya perlu memodifikasi dengan cepat, akan jauh lebih cepat dan lebih mudah untuk pergi ke apotek," katanya.

Sebagai contoh penyakit asma yang merebak baru-baru ini, dia mengatakan bahwa ketika penyakit menyerang dengan cepat, akses ke dokter menjadi lebih sulit karena waktu tunggu bisa satu atau dua hari.

Penjabat Menteri Kesehatan Jenny Mikakos mengatakan bahwa mengintegrasikan apoteker ke perawatan primer, akan mengurangi beban rumah sakit dalam jangka panjang.

"Kami mengetahui bahwa saat ini lebih dari setengah kunjungan ke dokter melibatkan pengelolaan kondisi kronis, daripada mendiagnosis kondisi baru," katanya.

Melalui uji coba ini, ia berharap dalam jangka panjang akan menunjukan manajemen penyakit kronis dalam sistem perawatan kesehatan primer meningkat dan mengurangi kunjungan ke rumah sakit, sehingga menjadi lebih mudah bagi pasien untuk mengelola kondisi mereka sesuai dengan rencana perawatan dokter di apotek lokal terdekat.

Saat ini, di Singapura, apoteker hanya diizinkan untuk memberikan obat sesuai dengan copy resep yang diberikan oleh dokter dan di Malaysia, Apoteker diizinkan untuk meresepkan obat dan menjual obat yang terdapat dalam Buku Resep, seperti obat Golongan C yang digunakan dalam pengobatan diabetes.

Mengubah obat-obatan untuk kondisi kronis masih tidak diperbolehkan.

Sumber:
http://www.theage.com.au/victoria/pharmacists-get-power-to-alter-prescriptions-under-controversial-trial-20170111-gtpjb5.html
http://www.channelnewsasia.com/news/singapore/pharmacies-poised-to/2318248.html
http://www.hsa.gov.sg/content/dam/HSA/HPRG/Useful_Information_for_Applicants/Legislation/MEDICINES%20(PRESCRIPTION%20ONLY)%20ORDER.pdf
http://www.thestar.com.my/opinion/letters/2016/09/03/pharmacists-can-prescribe/

Sumber: MIMS

0 comments:

Post a Comment

 

Informasi &; inspirasi Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates