Luka Pengasuhan adalah adanya beban psikologis/luka batin/mental illness pada diri, umumnya dialami di masa sebelum aqil baligh, sebab ketidaksengajaan orangtua dalam menerapkan pola asuh yg keliru.
Cara sederhana mendeteksi apakah kita punya luka pengasuhan: adakah Respon Error dari diri kita?
Respon Error adalah respon yang tidak sesuai dengan stimulannya, bahkan cenderung berlebihan dan tidak terkendali.
Kok bisa? Ya bisa, karena Respon Error tsb keluar secara otomatis sebab tertanam kuat di bawah sadar.
Luka Pengasuhan ini intensitas error-nya akan terasa semakin kuat setelah menikah, dan semakin kuat lagi setelah menjadi orangtua.
Mengapa? Sebab dulu luka tersebut datang dari keluarga, maka setelah berkeluarga, kenangan tidak menyenangkan tentang keluarga jauh lebih mudah bangkit sebab situasinya yang mirip bisa jadi stimulan.
Inilah urgensi proses Healing terhadap Luka Pengasuhan segera setelah terdeteksi, karena semakin diabaikan, itu tidak akan menjadikannya hilang. Rumah tangga kita taruhannya
Sebagai anak, apa yang Anda rasa ketika mendapat perintah untuk berbuat yang terbaik kepada orangtua?
Bukan hanya berbuat baik, tapi berbuat yang TERBAIK kepada orangtua. Apa yang Anda rasa?
Betul-betul ditanyakan kepada diri, raba rasa dan raba hati, apakah Anda merasa ringan-ringan saja untuk berbuat yang terbaik kepada orangtua?
Atau sejujurnya Anda merasa berat hati?
Jika ringan-ringan saja bahkan Anda merasa bahagia untuk berbuat yang terbaik untuk orangtua, Alhamdulillah.
Tapi, bagaimana jika ternyata sejujurnya hati Anda merasa berat?
Rasa berat hati itu bisa jadi disebabkannya oleh banyak hal. Tapi kami ingin berbagi pengalaman menemani anak-anak (dan juga pasangan) muda yang berusaha memperbaiki hubungan dengan orangtuanya, kami menemukan realita bahwa ternyata rasa berat hati muncul dari apa yang kami istilahkan sebagai #LukaPengasuhan
.
Singkatnya, Luka Pengasuhan adalah luka di sisi rasa (bisa juga akibat luka fisik yang berdampak pada rasa) yang diterima oleh anak dari orangtuanya, atau dari orang-orang dewasa di masa pengasuhan
.
Pengakuan bahwa diri ini punya Luka Pengasuhan bukanlah proses yang terakhir. Justru itu adalah proses awal dan HARUS berlanjut pada proses berikutnya
.
Pengakuan jujur bahwa diri ini merasa sakit hati bukanlah indikasi dari anak yang tidak berbakti. Justru bisa jadi, itu adalah pintu gerbang dari proses baik yang ujungnya nanti bisa memaknai perintah berbakti pada orangtua dengan kerelaan hati.
Kita semuanya merindukan rasa dimana diri ini menjalankan perintah bukan karena keterpaksaan hati atau karena mayoritas mengerjakannya, tapi betul-betul menjalankan perintah itu karena berangkat dari hati yang penuh cinta.
Luka Pengasuhan adalah adanya beban psikologis/luka batin/mental illness pada diri, umumnya dialami di masa sebelum aqilbaligh, sebab ketidaksengajaan orangtua dalam menerapkan pola asuh yg keliru.
Yang paling mudah dilihat dari efek Luka Pengasuhan adalah Respon Error.
"Saya tahu bahwa memukul anak itu salah, tapi kenapa saat anak rewel, saya tidak bisa mengendalikan diri saya sehingga saya terus memukul anak? Meskipun setelah itu saya menyesal."
Ada lagi pemuda yg harus masuk Rumah Sakit Jiwa karena ia tidak bisa mengendalikan sikap marah-marahnya. Setelah dirunut ke belakang, ternyata sejak kecil ia selalu dilarang-larang oleh orangtua. "Hati-hati!", "Awas!", "Jangan sampe lecet!" dan seterusnya.
Itulah contoh Respon Error, yaitu respon yang tidak sesuai dengan stimulannya, bahkan cenderung berlebihan dan tidak terkendali.
Nah, Respon Error itu efek dari Luka Pengasuhan yang belum dibasuh atau disembuhkan.
Dulu, waktu masih kecilnya, ia mendapat luka. Kini setelah jadi orangtua, ia justru menorehkan luka kepada anaknya. Ini respon error.
Lantas, sebagian mungkin akan bertanya: "Apakah dengan mengakui diri punya Luka Pengasuhan berarti membuat diri ini bersikap durhaka kepada orangtua?"
Inilah inti pesan yang ingin disampaikan melalui buku MLP, bahwa pengakuan atas diri yang masih punya Luka Pengasuhan (bagi banyak orang) justru merupakan gerbang pertama untuk bisa berbuat yang terbaik kepada orangtua.
Selain itu, pertanyaan besar berikutnya adalah: Mungkinkah ada Orangtua yg relatif tidak memberikan Luka Pengasuhan kepada anaknya?
, buku MLP ini pun akan menjawab pertanyaan itu.
Thursday, 27 February 2020
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment