Cacingan
Terdapat banyak spesies parasit yang dapat menimbulkan manusia mengalami cacingan (terutama pada anak) namun kali ini akan dibahas salah satu spesies yang juga cukup sering sebagai penyebabnya, yaitu Enterobius vermicularis dengan nama penyakitnya adalah Enterobiasis. Enterobius vermicularis di Indonesia sering dikenal dengan istilah cacing kremi.
Dari data epidemiologi, sebaran kasus pada negara-negara bersuhu sedang dengan 30-50% populasi terinfeksi dan lebih sering pada anak.
Bentuk cacing ini adalah tipis kecil dan melingkar, nampak seperti parutan kelapa. Life cycle cacing ini adalah masuknya telur cacing melalui mulut lalu menetas dan dewasa di dalam usus. Cacing dewasa betina di malam hari turun ke daerah perianal (sekitar anus) untuk bertelur dan dalam beberapa jam telur ini akan menetas.
Gejala yang ditimbulkan adalah rasa gatal yang hebat di daerah perianal, hingga terganggunya tidur karena rasa gatal tersebut, adanya bekas garukan bahkan hingga iritasi, emotional instability, hiperaktif, dan juga terdapat nafsu makan turun yang berdampak pada penurunan berat badan.
Penularan berasal dari manusia itu sendiri tanpa ada keterlibatan hewan. Seperti pindahnya telur melalui pakaian, sprei, atau mainan. Lalu bisa juga tersebar melalui jari-jari tangan yang kemudian masuk ke mulut anak lainnya (misalnya penderita garuk-garuk lalu berkontak dengan anak lain), atau terhirup melalui udara kemudian tertelan.
Jika terdapat gejala-gejala enterobiasis hendaknya segera mengunjungi dokter untuk dilakukan pemeriksaan, yaitu menggunakan selotip (khusus) yang sebaiknya diperiksa saat pagi hari ketika belum ke toilet. Sebagai terapi digunakan albendazole atau mebendazole.
Untuk pencegahan adalah personal hygiene seperti kebersihan makan, pakaian, tempat tidur, dan lingkungan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment