Monday, 11 November 2019

0 Mengenal Obat Anti-Nyeri pada Sakit Gigi

 [Mengenal Obat Anti-Nyeri pada Sakit Gigi]

Sakit gigi merupakan salah satu penyakit yang sering dialami oleh kebanyakan orang, baik dewasa, remaja maupun anak-anak. Sebagian besar penderita sakit gigi mengeluhkan nyeri yang luar biasa. Banyak penyebab terjadinya sakit gigi,  yang dapat menentukan dengan pasti adalah dokter gigi.  Namun pembahasan kali ini kita akan fokus membahas mengenai obat analgesik yang umum digunakan pada kondisi sakit gigi. Analgesik artinya obat untuk meredakan rasa nyeri tanpa mengakibatkan hilangnya kesadaran.

Obat analgesik banyak yang tergolong sebagai obat OTC (over the counter) dimana berasal dari golongan obat bebas atau bebas terbatas. Artinya obat tersebut dapat dibeli tanpa resep dokter, contohnya seperti Parasetamol dan Ibuprofen. Ada juga yang merupakan OWA (obat wajib apotek) artinya obat keras yang dapat diberikan oleh apoteker dalam jumlah terbatas, contohnya Asam Mefenamat (Ponstan, Mefinal, Mefinter dll), Diklofenak (Cataflam, Voltaren, Flamar dll) dan Metampiron/Antalgin.

Sebelumnya mari kita sedikit membahas proses nyeri itu sendiri. Rasa nyeri terjadi ketika ada gangguan/kerusakan di jaringan tertentu. Hal ini menyebabkan terjadi pelepasan mediator nyeri yang disebut prostaglandin (PG). Pelepasan PG akan merangsang reseptor nyeri di ujung saraf sensoris. Selanjutnya, rangsangan ini diteruskan sampai ke bagian pusat nyeri yang ada di otak. Otak menerima sinyal ini dan menterjemahkannya sebagai rasa nyeri.

Obat anti-nyeri bekerja dengan cara menghambat terbentuknya mediator nyeri (prostaglandin), sehingga tidak ada rangsangan nyeri yang akan sampai ke otak. Hal ini menyebabkan kita tidak lagi merasakan rasa nyeri. Namun yang perlu diperhatikan, tidak merasa nyeri bukan berarti proses gangguan/kerusakan pada jaringan tersebut juga ikut berhenti. Proses kerusakan bisa jadi terus berjalan hanya saja rasa sakit yang ditimbulkannya hilang atau setidaknya berkurang. Obat anti nyeri ini merupakan obat simptomatik, artinya obat tersebut hanya sebatas mengurangi gejala yang ditimbulkan. Oleh karena itu jika nyeri gigi ini berulang, atau tidak membaik setelah diobati dengan analgesik selama 2-3 hari sangat direkomendasikan berkonsultasi dengan dokter gigi.

Hal lain yang perlu diketahui terkait obat analgesik adalah banyak obat dari golongan ini karena cara kerjanya yang menghambat terbentuknya PG memiliki sifat mengiritasi lambung. PG selain bertugas menjadi mediator nyeri sebenarnya juga mempunyai banyak fungsi lain, misalnya menjaga keseimbangan produksi asam lambung dan keseimbangan produksi mukus lambung (mukus adalah semacam lendir yang melindungi dinding lambung dari asam lambung yang bersifat korosiv).

Dengan berkurangnya produksi PG selain rasa nyeri yang berkurang, juga berkurang pula produksi mukus/lendir lambung dan meningkatnya produksi asam lambung. Sehingga sebaiknya tidak digunakan saat perut kosong dan bagi yang sudah memiliki riwayat sakit lambung menggunakan obat analgesik yang tidak mengiritasi lambung seperti Parasetamol (Panadol, Sanmol, Dumin dll) atau yang efek iritasinya ringan seperti Ibuprofen (Proris, Bufect, Spedifen dll).

Penyusun: Aviv Addin
Reviewer: Primadi Avianto
—-------------------

0 comments:

Post a Comment

 

Informasi &; inspirasi Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates