Saturday, 7 December 2019

0 SEMAKIN MEMBACA AKAN BERTAMBAH PANDAI DAN SEMAKIN PANDAI AKAN BERTAMBAH MEMBACA

SEMAKIN MEMBACA AKAN BERTAMBAH PANDAI DAN SEMAKIN PANDAI AKAN BERTAMBAH MEMBACA

Ketika pertama kali Nabi Musa berjumpa dengan Nabi Khidir, tak dapat terbendung lagi semangatnya untuk menggali ilmu-ilmu baru dari hamba yang saleh tersebut. Al-Quran menuliskan perkataan Nabi Musa ini dalam Surat Al-Kahfi ayat 6 6

Musa berkata, "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?"

Ulama ahli tafsir ketika menerangkan ayat ini menyebut bahwa di zaman itu Nabi Musa adalah orang yang memiliki pengetahuan paling luas di antara seluruh manusia. Seandainya ada orang yang tak perlu lagi belajar, maka pastilah Nabi Musa orangnya.

Namun bagaimana faktanya? Beliau tetap haus akan ilmu. Beliau tetap tidak pernah merasa cukup dengan ilmu. Inilah dia karakter orang alim yang sesungguhnya, semakin pandai justru merasa semakin banyak ketidaktahuannya. Belajar adalah petualangan yang terus-menerus ada kelanjutannya!

Learning is a continuous journey!

Oleh karena itu jangan heran jika kita sering membaca sejarah orang-orang saleh yang sangat mengagumkan dalam hal semangat mereka menuntut ilmu. Karena mukmin sejati adalah pewaris yang sesungguhnya dari sifat-sifat para Nabi dan Rasul, di antaranya sifat tak pernah merasa puas untuk urusan ilmu.

Sebut saja Syeikh Asad As-Syairazi yang mengatakan bahwa beliau telah mengulangi pelajaran kitab Sahih Bukhari di hadapan gurunya hingga 20 kali khatam. Seolah-olah setiap kali membaca ulang kitab tersebut, ia mendapat pengetahuan baru yang belum pernah didapat pada bacaan sebelumnya.

Berapa banyak ulama-ulama terdahulu yang memiliki koleksi buku-buku, belakangan diketahui pada halaman paling akhir buku tersebut mereka menulis, "Aku telah membaca buku ini 50 kali, 100 kali, dan seterusnya."

Alangkah luar biasanya kebiasaan mereka. Tidakkah mereka merasa jenuh menggali ilmu? Tentu saja tidak. Justru kejenuhan yang merasa jenuh menghampiri mereka. Tidakkah mereka merasa mengantuk saat membaca buku? Tentu saja tidak. Justru jika mereka mengantuk, maka membaca adalah penawarnya.

Syeikh Ibnu Al-Jahmi berkata, "Apabila rasa kantuk mulai menyerangku bukan pada waktunya, maka aku segera membaca buku mutiara hikmah. Seketika aku bersemangat kembali, hatiku lapang dan gembira."

Aduhai elok nian keadaan para pecinta ilmu sejati. Belajar adalah hiburannya. Buku adalah kekasihnya. Mari kita berdoa dengan tulus kepada Allah agar bisa ikut merasakan seperti apa yang mereka rasakan meski hanya bagian kecilnya saja. Teriring ikhtiar dari diri kita sendiri untuk mendidik jiwa ini mencintai ilmu dan menyayangi buku.

Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!

0 comments:

Post a Comment

 

Informasi &; inspirasi Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates