Seratus Juta per Hari Dari Ternak Lele Kisah Juragan Lele Dari Indramayu
Fantastis Raup 100 Juta Rupiah Dalam Sehari, Para Juragan Lele di Indramayu.
Disinilah kisah para juragan lele itu bermula Desa Krimun dan Desa Puntang yang terletak di Kecamatan Lohsarang, Indramayu Jawa Barat. Pada siang itu sejauh mata memandang seluruhnya hanya tampak hamparan ribuan kolam lele.Kisaran ukuran kolam sekitar 300 sampai dengan 500 meter persegi.
Dari kedua desa tersebut dipisahkan dari lahan yang mereka tempati sebagian besar didominasi untuk keperluan usaha tambak lele. Bahkan 80 persennya dari Desa Krimun dipergunakan untuk usaha budidaya tambak lele dari luas lahan 615 hektar.
Desa dengan suhu berkisar 28-30 derajat celcius ini memiliki 4 dusun dengan 4 rukun warga dan 14 rukun tetangga, Di sebelah utara berbatasan dengan Desa Cemara Kulon, Di selatan berbatasan dengan Desa Manggungan Kecamatan Terisi, di timur dengan Desa Puntang, dan di barat dengan Desa Losarang.
Berawal dari Kegagalan Berternak Udang Windu
Di akhir tahun 80-an pada mulanya kedua desa ini mencari rezeki dengan bertambak udang windu. Namun bencana buruk tidak terhindarkan terjadi pada awal tahun 90-an kira-kira setelah kurun waktu 10 tahun setelah memulai budidaya tambak udang windu. Air laut di pesisir pantai Losarang terkena dampak kerusakan besar hancurnya budidaya udang windu. Para petambak mengalami kerugian ratusan juta rupiah karena ribuan benur mati.
Carmin Iswahyudi adalah salah seorang petambak udang windu yang tak luput bencana bencana tersebut. Di dalam krisis dan kegalauan yang ia alami dirinya mendapat sebuah inspirasi, ia peering peternak lele yang bertambak di pinggiran tambak udang windu terhindar dari bencana. Sehingga ia berpikir untuk beralih ke beternak lele.
Maming sapaan akrab dari Carmin lalu membeli bibit lele asal panangkaran dan menebar di Cirebon dan Parung Bogor. 20 kolam dengan luas masing-masing 500 meter persegi ia tebar dengan bibit lele.
Dalam dua setengah bulan kemudian ia sudah bisa menikmati hasilnya. Sekitar 3 ton semua nilai permintaan, naik menjadi 7 ton, semua nilai. Kemudian Maming di rahun 2003 membentuk kelompok peternak lele, kini jumlah tambak lele kelompoknya mencapai 25 hektar.
Selain akrab disapa Maming, Carmin Iswahyudi juga menyandang beberapa nama lain seperti Haji Mardiah, Pak Drajat dan Haji Ronny. Kini setelah beberapa tahun telah muncul generasi baru juragan lele seperti Pak Mahfud, Pak Apri dan Pak Sarman.
Tampak dua orang pekerja sedang menyortir ratusan siang ekor lele dalam satu kolam itu. Sebagian lele dipindahkan ke kolam lain. Tidak jauh dari tempat duduk kira-kira 100 meteran tampak satu truk berukuran sedang dimuat dengan beberapa kuintal lele untuk dibawa ke Jakarta.
Sarman atau yang akrab dipanggil juragan Maman mengatakan kalau panen dilakukan saat siang menjelang sore. Dikirim sampai dengan Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok atau Bekasi malam.
Awal mula dari puluhan ton lele
Juragan Sarman yang merupakan menantu dari Maming bercerita pada awalnya di tahun 2000-an ia bersama mertuanya pertalian udang windu, pasca bencana yang terjadi ia tetap mengikuti jejak mertuanya untuk membantu usaha budidaya lele.
Uang hasil bekerja membantu sang mertua dapat ia mengumpulkan untuk membeli satu kolam atau tambak lele. Perlahan-lahan tahun demi tahun jumlah kolam yang ia kembangkan, terlebih setelah tahun 2010.
Ukuran kolam masing-masing ukuran 500 meter persegi. Maman memiliki 200-an kolam belum termasuk dengan kolam lain yang digadaikan kepadanya.
Ia memaparkan biasanya peternak menggadaikan kolamnya kepada peternak yang lain jika dalam keadaan mumbutuhkan uang dalam jumlah besar tiba-tiba. Peternak lele yang menerima gadai dapat berkembangele dan menerima keuntungan dari kolam yang telah digadaikan.
100 kolam dari 200 kolam yang Maman miliki ia urus sendiri. Sedangkan 100 kolam lainnya ia serahkan kepada 10 pekerja yang tetap merawat lele dari larva sampai panen.
Maman menyewa tenaga kerja harian sebanyak 10 orang yang membersihkan kolam dan mengganti air. Para pekerja harian bekerja untuk 200 kolam yang Maman memiliki ditambah sekitar 100 kolam milik peternak lain yang digadaikan pada Maman.
Pekerja harian memiliki bobot kerja yang lebih ringan dibandingkan dengan pekerja tetap. 20 pekerja ini bekerja mulai pukul 08.00-16.30. Untuk pekerja harian bersifat temporer hanya bekerja saat yang dibutuhkan saja.
Dalam setiap harinya Maman dapat memanen lebih dari 7 ton lele. Asumsi asumsi lele adalah 15 ribu rupiah setiap kilonya maka dalam setiap pendapatan kotor yang diperoleh Maman 7000 x 15000 = Rp 105 juta / hari.
Di Desa Krimun setidaknya ada tiga juragan lele yang sekelas dengan Maman. Sementara di desa tetangga, Puntang, terdapat paling tidak dua juragan lele sekelas Maman. Dapat simpulkan di kedua desa tersebut setiap harinya panen lele bisa mencapai 35 ton kurng lebih.
Tidak selamanya usaha budidaya lele ini selalu manis kadang-kadang usaha ada turun naik dan kesulitan setiap nya. Kata kalau sampai saat ini dirinya masih saja sering tersier oleh pengepul dari Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) terutama Jakarta. Saat ini masih banyak uang Maman yang tercecer diantara mereka yang diperkirakan mencapai 500 juta rupiah kesalahan. Puluhan juta lainya anggap saja sudah lenyap.
Maman bercerita tentang berbagai pengalamannya saat berbisnis lele dengan beberapa pengepul yang nakal. Saat truk lele dibawa ke pengepul dirinya hanya dibayar terpisah bahkan kadang hanya sepertiga dari harga yang telah disepakati sebelumnya dan saat truk lele berikutnya dibawa oleh dibawa pulang pengepul bahkan dibatalkan, kecuali diijinkan berutang.
Tentu saja Maman tidak dapat membawa pulang lele yang sudah tiba di lokasi karena akan merusak jadwal tabur benih dan panen secara keseluruhan.
Pengalaman pahit tersebut telah banyak mengajar Maman sehingga ia lebih banyak pandai dalam usaha budidaya lelenya. Secara berkesinambungan ia terus menambah jaringan pengepul, walaupun kadang-kadang jaringan pengepul yang baru tidak semua berbisnis secara sehat yang terkadang pemasok lele seperti juragan Maman.
“Setelah hutang menumpuk banyak, si pengepul lenyap tidak dapat diakses oleh pemasok yang lama tetapi kemudian menjalin bisnis dengan pemasok yang baru.” ucap sang juragan Maman.
Membeli benih lele atau larva
Tidak seperti yang dilakukan oleh kebanyakan peternak lele, saat melakukan penebaran benih ia tidak membeli yang sudah berumur sebulan dengan kisaran panjang 46 cm yang harga perekornya 150 rupiah namun membeli lele yang masih larva hanya 5 rupiah per ekor.
Dalam sekali tanam Maman dapat menebar 100.000 larva. Kira-kira 20% atau 20.000 dari jumlah tebaran tersebut Maman berharap larvanya dapat tumbuh dengan baik dan siap dipanen kelak. Modal pertama yang diperhitungkan menebar dan merawat larva kisaran 1,4 juta rupiah. Uang sebanyak Rp 900.000 untuk membeli 3 karung makanan selama satu bulan dan Rp 500.000 untuk membeli 100.000 larva
Setelah lele tumbuh dengan stabil, ia cukup membeli makanan untuk kurun waktu tiga bulan berikutnya. Untuk lele dewasa dibutuhkan 4 sampai 5 karung pakan lele.
Dalam keadaan cuaca ekstreem seperti cuaca panas dan tiba-tiba turun hujan larva sangat rentan dan mudah mati.
E-Fishery
Juragan Maman telah mensiasati cara memberi pakan lele dan banyak pekerja tetapnya ada yang malas dan tidak jujur.
Dari hamparan kolam lele yang begitu luas tampak beberapa tong dengan warna hijau tosca yang dilengkapi dengan perangkat elektronik.
Tong-tong tersebut merupakan perangkat pelepas pakan lele secara otomatis yang memiliki kapasitas sebanyak 60 kilogram. Setiap harinya yang dibutuhkan kurang lebih 10 kilogram pakan lele untuk memberi makan 30.000 ekor lele.
Nama perangkat pemberi pakan lele otomatis tersebut adalah E-Fishery. Sudah menggunakan juragan Maman menggunakan E-Fishery. Kotak yang ada pada E-Fishery terhubung dengan telepon genggam Maman. Lewat aplikasi pada telepon genggamnya ia dapat menetapkan jarak jauh kapan pakan ditabur ke kolam. Kini juragan Maman telah gagal 40 kotak E-Fishery di sejumlah kolamnya.
Harapannya dengan menggunakan perangkat pakan otomatis E-Fishery ini dapat memudahkan pekerjaannya dan dapat menekan biaya tenaga kerja yang mahal.
Menurut rencana pada hari Senin (10/12/20118) PT Suri Tani bekerja sama dengan E-Fishery, Telkomsel dan perusahaan pembuat pakan lele, Japfa akan membuka kampung perikanan digital.
Peresmian kampung perikanan digital akan dilakukan oleh Gubernur Jawa Barat Pak Ridwan Kamil. Diharapkan kerjasama ini dapat meningkatkan produktivitas para peternak ikan.
0 comments:
Post a Comment